Daycare murah di Jogja – Ketika mendengar istilah stimulasi motorik, sebagian dari kita mungkin langsung membayangkan gerakan fisik seperti merangkak, berjalan, atau bermain bola. Tapi tahukah Ayah Bunda bahwa di balik setiap gerakan kecil itu, tersimpan peluang besar untuk mengasah kemampuan emosi dan sosial anak?
Sebagai daycare di Jogja yang fokus pada tumbuh kembang holistik, daycare di Yogyakarta dengan tagline Sahabat Bocah Nusantara percaya bahwa stimulasi motorik bukan hanya soal otot, tapi juga tentang perasaan, hubungan, dan kepercayaan diri anak.
Stimulasi Motorik, Lebih dari Sekadar Gerak
“Stimulasi dini dilakukan sejak bayi lahir, bertujuan merangsang kemampuan dasar anak agar berkembang optimal sesuai usia, termasuk aspek motorik, kognitif, bahasa, emosi dan sosial.”
— IDAI, Buku Saku Tumbuh Kembang Anak 0–5 Tahun
Seperti ditegaskan oleh IDAI, stimulasi dini bukan hanya soal fisik, tapi juga mencakup motorik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial yang berkembang selaras sesuai usia anak.
Stimulasi motorik melibatkan dua komponen utama:
- Motorik kasar: aktivitas fisik besar (tengkurap, berjalan, melompat)
- Motorik halus: gerakan kecil dan terkontrol (memegang, menjepit, menyusun)
Namun jika dilakukan dengan benar, aktivitas motorik juga akan:
- Memicu ketahanan emosi
- Meningkatkan keterampilan sosial
- Mempererat hubungan dengan orang tua
1. Membangun Daya Juang & Ketahanan Emosi
Setiap kali anak mencoba berdiri, jatuh, lalu mencoba lagi—itu adalah latihan resiliensi. Anak belajar:
- Menghadapi rasa frustrasi
- Tidak mudah menyerah
- Merayakan keberhasilan kecil
Contoh: Anak berulang kali gagal memasukkan bola ke dalam keranjang. Ketika akhirnya berhasil, ia merasa bangga dan berkata, “Aku bisa!” Inilah kepercayaan diri yang tumbuh alami.
2. Meningkatkan Interaksi Sosial Sejak Dini
Saat anak melakukan aktivitas motorik dalam kelompok—baik di rumah, di daycare, atau playgroup—ia belajar:
- Menunggu giliran
- Bekerja sama
- Mengikuti arahan
Contoh: Bermain menempel warna dan memberi tanda pada papan peraga bersama teman bukan hanya mengasah jari, tapi juga mengajarkan konsep berbagi dan menghargai giliran.
3. Menyalurkan Energi & Mengatur Emosi
Anak usia 2–3 tahun umumnya sangat aktif. Tanpa aktivitas fisik, anak bisa frustrasi, rewel, atau tantrum.
Solusinya? Stimulasi motorik yang menyenangkan.
Contoh: Ayah Bunda bisa ajak anak melompat di atas bantal, atau bermain melempar bantal lembut ke keranjang. Anak tertawa, bergerak, dan emosinya tersalurkan secara sehat.
4. Membangun Ikatan Emosional Keluarga
Saat Ayah atau Bunda terlibat langsung dalam aktivitas motorik—baik lewat pelukan, sorakan semangat, atau tatapan hangat—anak merasa:
- Dicintai dan didukung
- Aman untuk bereksplorasi
- Nyaman untuk mencoba lagi
Contoh: Anak berhasil menyusun balok tinggi. Bunda tersenyum dan berkata, “Wah, sekarang sudah berhasil menyusun 5 balok”, Itu sederhana, tapi sangat berdampak bagi kepercayaan diri anak.
“Early experiences, especially those involving responsive caregiving and early learning opportunities, shape brain architecture and influence lifelong health, learning, and behavior.”
— WHO, Nurturing Care Framework, 2018
Ini sejalan dengan panduan WHO bahwa interaksi hangat dan kegiatan belajar sejak dini secara langsung memengaruhi pembentukan otak dan perilaku anak jangka panjang.
Melalui poin ini bisa ayah bunda renungkan bahwa masih banyak bocah-bocah usia dini yang sepi stimulasi dan justru sering diberikan gadget atau screen time, akan seperti apa si bocah itu nanti?
Sahabat Juara daycare di Jogja adalah area no screen time! Tidak ada sedetikpun anak menonton tv atau gadget.
Gerakan = Koneksi
Setiap gerakan anak bukan hanya latihan otot, tapi juga latihan hati dan hubungan.
Dengan pendekatan yang memperhatikan aspek emosional dan sosial, anak tumbuh:
✅ Kuat secara fisik
✅ Stabil secara emosi
✅ Percaya diri secara sosial
Baca Juga: Panduan Praktis Stimulasi Motorik Anak Usia 0–3 Tahun di Rumah
Daycare di Jogja dengan Pendekatan Menyeluruh: Sahabat Juara Daycare
Jika Ayah Bunda menginginkan stimulasi motorik yang terstruktur, menyenangkan, dan mendukung aspek sosial-emosional anak, Sahabat Juara Daycare adalah pilihan tepat. Sebagai daycare dan playgroup di Jogja dan Sleman, kami memahami betul bahwa masa kecil adalah masa untuk berkembang—dengan aman, penuh cinta, dan eksploratif. Hubungi admin informasi dan pendaftaran kami untuk mengetahui info paket dan kelas di daycare dan playgroup kami.
FAQ Populer: Pertanyaan Orang Tua Seputar Stimulasi dan Daycare
❓ Apa itu stimulasi motorik dan mengapa penting?
Stimulasi motorik adalah aktivitas yang mendorong anak menggunakan otot tubuhnya. Ini penting untuk perkembangan otak, otot, emosi, dan sosial anak.
❓ Apakah stimulasi harus dilakukan setiap hari?
Idealnya, ya. Cukup 15–30 menit per hari dalam bentuk permainan aktif bersama orang tua atau pendamping.
❓ Apakah Ayah juga harus terlibat?
Sangat disarankan, Keterlibatan Ayah menciptakan variasi bermain dan memperkuat ikatan emosional anak dengan kedua orang tua. Anak usia dini membutuhkan figur dan kehadiran ayah dan bunda.
❓ Kapan anak perlu dibawa ke terapis tumbuh kembang?
Jika anak menunjukkan keterlambatan signifikan, seperti belum duduk usia 9 bulan atau belum berjalan usia 18 bulan, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter.
❓ Apakah ada daycare di Jogja yang fokus pada stimulasi motorik dan emosi?
Ya. Sahabat Juara Daycare di Jogja menyediakan program stimulasi terstruktur yang mendukung tumbuh kembang anak usia 0–4 tahun secara holistik.

