Ketahui Perkembangan Sosial, Emosional, Dan Psikologi Anak 1 Tahun & Stimulasinya

Daycare di Sleman – Pada usia 12-18 bulan, perkembangan sosial dan psikologis anak mengalami kemajuan besar karena mereka mulai menunjukkan pemahaman terhadap dunia di sekitar mereka serta mulai membangun keterikatan emosional yang lebih kuat.

Berikut adalah beberapa aspek penting dalam perkembangan sosial dan psikologis pada usia ini:

Perkembangan Keterikatan dan Kepercayaan

Keterikatan Emosional dengan Orang Tua atau Pengasuh

Keterikatan Emosional dengan Orang Tua atau Pengasuh
dok pribadi sahabat juara

Anak pada usia ini sangat terikat pada orang tua atau pengasuh utama. Mereka merasa aman dan nyaman ketika berada di dekat orang-orang yang mereka kenal, dan ini membantu mengembangkan rasa kepercayaan yang penting untuk stabilitas emosional di tahap berikutnya.

Kecemasan Terhadap Orang Asing

Anak mulai mengalami kecemasan saat berpisah dengan orang tua atau saat berada dengan orang asing. Ini adalah tanda perkembangan keterikatan yang kuat dan menunjukkan bahwa mereka memahami perbedaan antara orang yang dikenal dan yang belum dikenal.

Gaya Keterikatan

Setiap bayi yang lahir mempunyai program untuk membentuk ikatan dengan orang lain. Jika bayi memiliki warisan pengasuhan dengan ikatan hangat dan aman, ia akan memandang dunia sebagai tempat yang aman. Apabila kelak dia mempunyai situasi yang sulit dia akan lebih mudah bangkit, karena dia merasa berharga, dicintai, dan memiliki “rumah” sebagai tempat yang aman.

Ada 4 Gaya Keterikatan:

1. Gaya Keterikatan Aman

Ciri: Anak merasa nyaman menjelajahi dunia sekitarnya karena yakin bahwa orang tua akan hadir saat mereka membutuhkan.
Penyebab: Respons orang tua yang konsisten, penuh kasih sayang, dan sensitif terhadap kebutuhan anak. Ketersedian ikatan dengan orang tua terpenuhi.
Dampak: Anak tumbuh percaya diri, mampu menjalin hubungan yang sehat, dan lebih tahan terhadap stres. Anak lebih merasa optimis dan mudah beradaptasi.

2. Gaya Keterikatan Tidak Aman

Ciri: Anak sering merasa tidak yakin apakah kebutuhan emosionalnya akan terpenuhi, sehingga menjadi cemas, dan sulit tenang.
Penyebab: Respons orang tua yang tidak konsisten, kadang perhatian, kadang mengabaikan. Anak sering menangis dan membuat keributan untuk mendapatkan perhatian.
Dampak: Anak tumbuh menjadi individu yang terlalu bergantung dan mudah cemas dalam hubungan sosial.

Gaya ini masih bisa diperbaiki dengan mendapatkan pengalaman yang lebih positif untuk mengganti pola lama.

3. Gaya Keterikatan Penghindaran

Ciri: Anak terlihat mandiri dan jarang menunjukkan kebutuhan emosional, tetapi sebenarnya mereka menekan perasaan agar tidak terluka. Kadang anak merasa kurang merasa berharga karena merasa tidak akan mendapatkan perhatian. Kadang menjadi orang yang mudah menyerah.
Penyebab: Respons orang tua yang sering dingin, tidak peka, atau menolak kebutuhan emosional anak. Bayi kurang mendapatkan ikatan yang dekat dan hangat dan mengalamai pengabaian.
Dampak: Anak cenderung sulit menjalin kedekatan emosional dan menghindari hubungan intim di masa dewasa.

4. Gaya Keterikatan Disorganisasi

Ciri: Anak bingung dan takut pada orang tua karena sumber kenyamanan juga menjadi sumber ketakutan. Mereka bisa menjadi sangat bingung dalam mengekspresikan perasaan.
Penyebab: Respons yang kacau, sering terjadi pada anak yang mengalami trauma, kekerasan, atau pengabaian serius.
Dampak: Anak bisa mengalami kesulitan besar dalam membangun hubungan yang sehat dan menunjukkan perilaku tidak menentu. Anak akan menganggap orang lain sumber bahaya, tidak ada empati dan kesadaran moral rendah.

Memahami gaya keterikatan ini dapat membantu orang tua menciptakan hubungan yang aman dan penuh kasih, mendukung perkembangan sosial dan emosional anak dengan lebih baik. Respons yang penuh perhatian, empati, dan konsistensi adalah kunci menciptakan keterikatan yang sehat dan aman.

Mulai Mengembangkan Rasa Kemandirian

Menunjukkan Preferensi dan Kehendak

Anak mulai menunjukkan preferensi terhadap mainan, makanan, atau aktivitas tertentu. Mereka dapat menolak atau menerima sesuatu dengan gestur sederhana atau kata-kata dasar, yang menunjukkan mulai berkembangnya rasa otonomi.

Inisiatif untuk Membantu atau Ikut Terlibat

Banyak anak usia ini tertarik untuk ikut dalam aktivitas yang dilakukan orang dewasa, seperti memungut benda atau mencoba mengangkat sendok sendiri. Ini adalah tanda bahwa mereka sedang mencoba mengeksplorasi kemampuan mereka dan mengembangkan rasa kemandirian.

Perkembangan Empati Dasar

Merespons Emosi Orang Lain

Pada usia ini, anak-anak mulai merespons emosi yang terlihat pada wajah orang di sekitarnya. Jika seseorang di dekat mereka terlihat sedih atau marah, mereka mungkin akan menunjukkan ekspresi atau gestur yang menandakan simpati atau kebingungan, menandakan bahwa mereka mulai mengembangkan dasar empati. Respon yang hampir sama dengan ini juga karena pengamatan anak terhadap yang orang tua lakukan, si anak melakukan dan meniru yang ia lihat.

Meniru Tingkah Laku Orang Lain

Mereka mulai meniru tingkah laku atau suara orang tua, seperti meniru cara bicara atau mencoba mengikuti gerakan yang dilakukan orang dewasa. Ini merupakan bagian penting dari pembelajaran sosial.

Perkembangan Rasa Sosial Dasar melalui Bermain

Bermain Bersama Orang Dewasa atau Anak Lain

Anak usia ini cenderung menikmati bermain di dekat anak lain, walau sering kali masih dalam bentuk paralel atau bermain sendiri di dekat anak lain, bukan bermain interaktif. Ini adalah tahap awal di mana anak belajar tentang kehadiran orang lain dan mulai mengenal konsep berbagi. Ada situasi tertentu saat anak juga belum mau berbagi mainan dengan temannya, dan hal ini wajar. Orang tua dan pengasuh perlu melihat situasi tidak serta merta meminta untuk bergantian, tetapi juga perlu diajarkan untuk menunggu giliran menggunakan mainan tersebut.

Perilaku Simbolik dan Permainan Berpura-pura

Mereka mulai menunjukkan ketertarikan pada permainan simbolik sederhana, seperti berpura-pura memberi makan boneka atau berpura-pura menelpon. Ini adalah tanda perkembangan imajinasi dan kemampuan mereka untuk memahami simbol-simbol sosial dasar.

Mengelola Emosi Dasar

Ekspresi Emosi Seperti Frustrasi atau Senang

Anak mulai lebih ekspresif dalam menunjukkan perasaannya, baik itu senang, sedih, marah, atau frustrasi ketika keinginannya tidak terpenuhi. Pada tahap ini, orang tua perlu membimbing anak dalam mengenali dan menenangkan emosi-emosi ini. Berdialoglah dengan anak untuk menyadari perasaan tidak nyaman yang dirasakan, dan menerima perasaan itu sekaligus mengenalkan emosi-emosi yang sedang dirasakan.

Mencari Kenyamanan dari Orang Tua atau Pengasuh

Saat merasa tidak nyaman, anak sering mencari pelukan atau kehadiran orang tua sebagai sumber rasa aman. Ini adalah cara alami untuk mengelola stres atau emosi yang sulit bagi mereka.

Perkembangan sosial dan psikologis anak pada usia 12-18 bulan adalah fondasi untuk keterampilan sosial, emosi, dan kemampuan mengatur diri di masa depan. Orang tua atau pengasuh dapat membantu dengan menyediakan dukungan emosional, memberikan kehangatan, dan menyediakan kesempatan untuk interaksi sosial yang positif dan aman.

Stimulasi untuk Membantu Perkembangan Sosial, Emosional, dan Psikologi Anak Usia 1 Tahun

Stimulasi untuk Membantu Perkembangan Sosial, Emosional, dan Psikologi Anak Usia 1 Tahun
dok pribadi sahabat juara

Pada usia 1 tahun, anak mulai menunjukkan perkembangan sosial, emosional, dan psikologis yang pesat. Stimulasi yang tepat membantu membangun rasa percaya diri, keterampilan sosial, dan pengendalian emosi. Berikut adalah beberapa cara untuk menstimulasi perkembangan ini:

1. Stimulasi Sosial

Tujuan: Mengajarkan interaksi sosial dan membangun keterampilan komunikasi.

Cara:

  • Bermain Bersama:di daycare kami kami melibatkan permainan bersama teman sekelas atau kategori umur yang sama dengan didampingi fasilitas. kadang juga menciptakan situasi di mana anak-anak terlibat giliran menggunakan mainan secara bergantian hal ini melatih mereka saling pengertian dan memahami utk berbagi mainan. Anda juga bisa menciptakan mainan yang melibatkan banyak anak. Jika dilakukan di rumah bermain peran, bermainan boneka bersama bisa menjadi salah satu ide.
  • Menyanyikan Lagu Interaktif:Gunakan lagu yang melibatkan gerakan seperti “Kepala, Pundak, Lutut, Kaki” untuk memperkenalkan interaksi melalui musik.

2. Stimulasi Emosional

Tujuan: Membantu anak mengenali dan mengelola emosinya.

Cara:

  • Berikan Kasih Sayang Secara Fisik:Pelukan, belaian, dan ciuman membantu anak merasa aman dan dicintai.
  • Responsif terhadap Emosi:Tunjukkan empati saat anak merasa sedih atau frustrasi dengan mengatakan, misal ada rasa yang ga enak ya dek, oke ga papa, ibu paham, sambil peluk dan usap kepalanya.
  • Berikan AfirmasiPositif: Rayakan keberhasilan kecil anak dengan senyuman dan perhatian. Misal, wah adek sudah selesai membereskan mainannya ya, nanti jika adek akan main lagi jadi lebih mudah dan mainannya juga lebih awet karena adek sudah merawatnya dengan baik.

3. Stimulasi Psikologis

Tujuan: Membantu anak mengembangkan rasa aman, percaya diri, dan kemampuan berpikir awal.

Cara:

  • Rutinitas yang Konsisten:Ciptakan rutinitas harian seperti waktu makan dan tidur yang teratur agar anak merasa aman.
  • Bacakan Cerita:Bacakan buku sederhana dengan gambar menarik untuk merangsang imajinasi dan pemahaman.
  • Permainan Sensorik:Berikan aktivitas seperti bermain pasir, air, atau adonan untuk merangsang indera dan mengembangkan keterampilan motorik halus.

Baca Juga: Kenapa Anak Balita 18 Bulan Susah Tidur, Bagaimana Solusinya?

Perkembangan sosial, emosional, dan psikologis anak usia 1 tahun sangat dipengaruhi oleh interaksi yang hangat, perhatian yang konsisten, dan lingkungan yang mendukung. Orang tua yang responsif, penuh kasih, dan aktif dalam bermain akan membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, empatik, dan siap belajar.

Dengan menjalin ikatan yang berkualitas disertai komunikasi dan permainan yang sudah ada di sekitar kita tentu akan membantu stimulasi perkembangan sosial, emosional, dan psikologis pada anak. Terkait dengan dengan rasa aman anak saat pertama kali anak baru bergabung ke Daycare Sahabat Juara, kami juga menyarankan agar orang tua beberapa kali perlu mendampingi si anak agar lebih merasa aman adaptasi dengan lingkungan baru. Untuk info kelas coba gratis penitipan anak di Jogja dan Sleman bisa hubungi kontak admin kami.